Oleh dr. Asrorrudin, Sp.M
Memasuki Era New Normal kita dituntut untuk melek terhadap penggunaan teknologi maupun gadget sebagai teman dalam beraktivitas. Bahkan, anak-anak sudah mulai aktif menggunakan gadget sebagai media pembelajaran secara online. Semenjak pemerintah mengeluarkan aturan untuk belajar di rumah, orangtua turut khawatir dengan kesehatan mata anak mereka selama melakukan interaksi dengan guru disekolah melalui layar komputer atau handphone.
“ Penggunaan gadget yang berbahaya sebenarnya bukan pada gadgetnya melainkan kebiasaan dan aktivitas orang yang menggunakannya. Penggunaan gadget seharusnya ada aturannya, seperti pengaturan cahaya dan lama penggunaan dari gadget itu sendiri.” Ucap dr. Asrorrudin, Sp.M (Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Mitra Medika Pontianak)
Mata dipaksa untuk terus bekerja dengan cahaya tinggi yang mengakibatkan tekanan semakin berat. Hal inilah yang bisa menyebabkan terjadinya kelelahan pada mata. Penggunaan gadget lebih dari satu jam juga menjadi catatan terutama untuk anak-anak yang diharuskan belajar secara daring. Sebaiknya istirahatkan mata 10 – 20 menit setelah menatap layar kaca, atau usahakan melihat warna hijau (suasana) untuk meringankan rasa lelah pada kedua bola mata. Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura ini, mata umumnya berkedip 15 kali permenit sedangkan jika bola mata menatap layar digital dengan cahaya tinggi mata akan berkedip sekitar 5- 7 kali saja per menit.
“Kedipan pada mata berfungsi untuk membersihkan permukaan mata akibat debu maupun bakteri yang menempel, jika mata jarang berkedip kotoran disekitar permukaan mata akan menumpuk dan memudahkan untuk terjadinya infeksi. Bahkan, mata bisa mengalami stress seperti mata terasa kering, nyeri, mata berair, perih, panas dan gatal.” Tambah dr. Asro sapaan akrabnya
Khusus untuk anak-anak sebaiknya diberikan sikap disiplin dalam penggunaan gadget dengan cara mengizinkan anak menggunakan gadget diluar jam sekolah (khusus anak-anak yang sudah sekolah) boleh menggunakan gadget diluar jam tersebut dengan catatan hanya 10-20 menit saja. “Sebagian besar pasien anak-anak yang ditangani mengeluhkan gejala miopia atau rabun jauh. Gejala yang mudah terlihat pada anak seperti mengedipkan mata terus-menerus, jadi sering duduk terlalu dekat saat menonton televisi, membaca buku terlalu dekat, dan lain sebagainya. Sebaiknya segera konsultasikan jika anak anda sudah mengalami gejala di atas.” Tutur dr. Asro
Penyakit apa saja yang mengancam penglihatan Anda akibat penggunaan gadget berlebihan?
Miopia atau rabun jauh, merupakan kondisi penglihatan yang buram saat melihat benda-benda yang berjarak jauh. Miopia sering dialami anak-anak. Gejala dari rabun jauh ini seperti mata sering berkedip, terasa gatal atau bahkan pusing saat melihat cahaya. Membaca buku harus dengan jarak dekat dsb. Segera periksakan anak Anda jika mengalami gejala diatas.
Sindrom mata kering menujukkan adanya gangguan pada sistem produksi maupun distribusi air mata. Di mana gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit (multifaktorial). Ciri dari sindrom ini tentunya mata perih akibat kering serta munculnya iritasi pada mata. Penggunaan gadget secara berlebihan diketahui berkaitan dengan sindrom mata kering akibat frekuensi berkedip yang otomatis berkurang.
Age Related Macular Degeneration (ARMD) atau Degenerasi Sel Retina muncul akibat mata yang terus menerus menatap layar gadget. Penyakit ini biasanya dialami orangtua dimulai dengan gejala rabun. ARMD berpengaruh pada ruang pandang bagian tengah. Gejala awal sampai kepenanganan serius untuk ARMD cukup panjang berkisar 5 – 10 tahun. Geja;a degenari macula sulit diketahui jika hanya terjadi pada salah satu bola mata. Oleh karena itu penting melakukan pemeriksaan mata secara rutin kedokter spesialis mata.
“Periksakan kondisi mata Anda secara rutin walaupun belum memiliki gejala tertentu untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit yang mengancam penglihatan. Terutama bagi anak-anak untuk mendeteksi lebih dini jika terdapat gangguan pada mata sikecil.” Ujar dr. Asro